Generalisasi Ilmu Sosial Dalam Kurikulum IPS SD
- Pada umumnya pusat-pusat kerajaan terletak di tepi sungai (generalisasi deskriptif);
- Di dalam revolusi, apabila golongan ekstrem berhasil merebut kekuasaan maka akan berlangsung pementahan terror (generalisasi sebab akibat);
- Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah (generalisasi acuan nilai).
- Kapasitas sebuah bangsa untuk memodelisasikan diri tergantung pada potensi sumber daya alamnya, kualitas manusianya dan orientasi nilai para pelaku sejarahnya (generalisasi prinsip universal).
Bagaimanakah kita memilih peristiwa dan fakta?
- Konsep itu bersifat abstrak. Ia merupakan gambaran mental tentang benda, peristiwa atau kegiatan, misalnya kita mendengarkan kata “kelompok”, kita bisa membayangkan apa kelompok itu, bukan?
- Konsep itu merupakan “kumpulan” dari benda-benda yang memiliki karakteristik atau kualitas secara umum.
- Konsep itu bersifat personal, pemahaman orang tentang konsep “kelompok”, misalnya mungkin berbeda dengan pemahaman orang lain.
- Konsep dipelajari melalui pengalaman, dengan belajar.Konsep bukan persoalan arti kata, seperti di dalam kamus. Kamus mempunyai makna lain yang lebih luas.
Dalam konsep ada makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotatif berkenaan arti kata, seperti pada kamus, misalnya arti kata revolusi adalah perubahan cepat dalam hal prosedur, kebiasaan, lembaga dan seterusnuya. Revolusi juga mempunyai makna konotatif, antara lain berikut ini:
- Makna revolusi merangkum makna denotatif.
- Revolusi tidak sama dengan pemberontakan, melainkan kejadian yang penting yang telah direncanakan dan diatur secara sungguh-sungguh.
- Konsep revolusi itu mencakup kepemimpinan, baik oleh kelompok atau oleh perseorangan.
Revolusi juga berarti menentang segala sesuatu, apakah itu orang lembaga, lebih jauh bukan hanya menentang tetapi juga melawan dengan kekuatan. Inilah arti revolusi dalam pengertian konsep. Siswa harus memahami makna konsep ini. Dalam perkembangan lebih lanjut para siswa akan memiliki pemahaman yang benar tentang arti konsep dalam revolusi republic, cabinet dan seterusnya.
Jika mereka tidak memperoleh informasi yang benar tentang makna yang terkandung di dalam konsep-konsep tersebut, mereka akan memberi arti secara menggelikkan. Contoh lain, misalnya konsep Perang Dingin apakah perang itu perang di daerah Kutub Utara? (Womarck 1970 : 32).
Pengajaran konsep di sekolah sesungguhnya dalam rangka memahami makna konotatif karena itu pengajaran konsep harus:
- Diberikan dalam sesuatu konteks bukan diterangkan tanpa ada kaitan dengan sesuatu, seperti kita menjelaskan arti dan sesuatu istilah atau kata.
- Siswa harus diberi kesempatan untuk sampai kepada pengertiannya sendiri tentang sesuatu konsep, tentunya dengan bimbingan guru. Misalnya, guru menyuruh mereka mendekripsikan sendiri.
- Siswa harus membacanya sendiri, mendengarkan penjelasan dan segera menuliskan makna konsep setelah diperkenalkan.
Pada siswa kelas 4,5 dan 6, biasanya mereka sudah dapat menentukan klasifikasi berdasarkan pemikiran logis. Misalnya, orang yang berpakaian seragam hijau adalah tentara, yang tidak berseragam seperti itu bukan tentara.
Kemampuan mengklasifikasikan sesuatu dari anak-anak SD pada umumnya berkembang bertahap sebagai berikut:
- Mereka dapat mengklasifikasikan benda berdasarkan pengalaman langsung (operasi formal).
- Pada saat beranjak kemampuannya kepada “operasi konkret” mereka sudah bisa memecah grup ke dalam sub grupnya walaupun masih dalam keadaan belum jelas.
Pada perkembangan berikutnya mereka sudah dapat melakukan klasifikasi, dan menyadari bahwa sesuatu itu bisa diklasifikasikan pada kelompok yang berbeda.
Dalam belajar konsep selain Klasifikasi, ada tahap asimilasi dan akomodasi. Siswa akan menangkap makna sesuatu konsep jika di dalam dirinya sudah ada “mental map” sehingga sesuatu konsep (yang dianggap sebagai sesuatu yang baru) dapat ditangkap maknanya dan ini adalah tahap asimilasi. Adakalanya siswa menghadapi sesuatu konsep, sementara pada dirinya belum ada “mental map” tersebut. Seakan akan pada dirinya belum ada “kapstok” untuk “menyangkutkan” konsep baru tersebut, inilah tahap akomodasi. Tahap inilah yang penting dalam belajar konsep.
Perlu disadari pula bahwa dalam kenyataannya, tahap pemilikan asimilasi siswa tidaklah sama. Asimilasi pada seseorang belum tentu juga asimilasi bagi yang lainnya. Hal inilah yang perlu diketahui guru, berdasarkan pengetahuannya itu guru dapat memberikan pengertian konsep tersebut kepada seluruh siswa.
Demikianlah beberapa tambahan informasi tentang konsep. Bagaimanakah halnya dengan generalisasi Generalisasi diantaranya berikut ini:
- Berbagai hubungan antara negara terjadi karena adanya hubungan dagang, pelayanan, dan gagasan-gagasan;
- Kondisi alamiah tentu cenderung membuat kelompok terisolasi sampai adanya pengembangan teknologi yang dapat memecahkan barrier itu.
Demikianlah beberapa peristiwa, fakta, konsep serta generalisasi yang dapat diungkapkan disini dari topik-topik tersebut diatas, pengungkapan itu hanya sebagai contoh
Kita dapat mengambil beberapa kesimpulan tentang generalisasi jika diperbandingkan dengan konsep, yaitu berikut ini:
- Generalisasi adalah prinsip-prinsip atau rules (aturan) yang dinyatakan dalam kalimat tidak di dalam kalimat yang sempurna;
- Generalisasi memiliki dalil, konsep tidak;
- Generalisasi adalah objektif dan impersonal, sedangkan konsep subjektif dan personal (berbeda antara seseorang dan lainnya);
- Generalisasi memiliki aplikasi universal, sedangkan konsep terbatas pada orang tertentu.