Ilmu Tauhid dan Macam-macam Ilmu Tauhid

Artikel Islam - Ilmu tauhid merupakan pokok dan inti dari ajaran Islam yang bersumber dari Al Qur'an dan As Sunnah. Tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39). Dari makna ini sesungguhnya dapat dipahami bahwa banyak hal yang dijadikan sesembahan oleh manusia, bisa jadi berupa Malaikat, para Nabi, orang-orang shalih atau bahkan makhluk Allah yang lain, namun seorang yang bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan saja. Tauhid mempunyai tiga macam, yaitu:
Ilmu Tauhid dan Macam-macam Ilmu Tauhid



1. Tauhid rububiyah.
Maknanya adalah mengesakan Allah dalam hal penciptaan, kepemilikan, dan pengurusan. Di antara dalil yang menunjukkan hal ini adalah firman Allah:

أَلاَلَهُالْخَلْقُوَاْلأَمْرُتَبَارَكَاللهُرَبُّالْعَالَمِينَ
Artinya:
“Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah” (Al- A’raf: 54).

2. Tauhid uluhiyah atau tauhid ibadah. 
Disebut tauhid uluhiyah karena penisbatanya kepada Allah dan disebut tauhid ibadah karena penisbatannya kepada makhluk (hamba). Adapun maksudnya ialah pengesaan Allah dalam ibadah, yakni bahwasanya hanya Allah satu-satunya yang berhak diibadahi. Allah Ta’ala berfirman:
ذَلِكَبِأَنَّاللهَهُوَالْحَقُّوَأَنَّمَايَدْعُونَمِندُونِهِالْبَاطِلُ

Artinya
”Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak dan sesungguhnya yang mereka seru selain Allah adalah batil” (Luqman: 30).

Maksudnya adalah pengesaan Allah ‘Azza wa Jalla dengan nama-nama dan sifat-sifat yang menjadi milik-Nya. Tauhid ini mencakup dua hal yaitu penetapan dan penafian. Artinya kita harus menetapkan seluruh nama dan sifat bagi Allah sebagaimana yang Dia tetapkan bagi diri-Nya dalam kitab-Nya atau sunnah nabi-Nya, dan tidak menjadikan sesuatu yang semisal dengan Allah dalam nama dan sifat-Nya. Dalam menetapkan sifat bagi Allah tidak boleh melakukan ta’thil (menolak nama/sifat), tahrif (mengubah nama/sifat), tamtsil (menyerupakan dengan makhluk), maupun takyif (membagaimanakan). Hal ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya:
لَيْسَكَمِثْلِهِشَيْءٌوَهُوَالسَّمِيعُالبَصِيرُ

Artinya:
”Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy-Syuura: 11)

Tauhid juga memiliki keutamaan, yaitu:
Kalimat tauhid laa ilaha illallah adalah cabang keimanan yang paling tinggi dan paling utama.